HUBUNGI KAMI

Jual Paranet Murah
Paranet, Paranet Murah, Jual Paranet, Distributor Paranet, Produsen Paranet, Jaring Paranet, Jaring Hitam, Jaring Peneduh Tanaman, Jaring Peneduh Taman, Jaring Peneduh Kolam, Jaring Peneduh Kolam, Paranet 65%, Jaring Paranet 75%, Jaring Paranet 85%, Harga Paranet, Ukuran Paranet, Paranet Roll.

Hubungi Kami
• Phone: 031- 8830487
• SMS/WA/Call: 0852.3392.5564 | 0877.0282.1277 | 0812.3258.4950 | Whatsapp
• Email: limcorporation2009@gmail.com

Mengenal Cekibar Jawa, Herbal Alami Penunjang Kesehatan

Hewan yang dikenal dengan nama cekibar jawa (juga disebut klarap, cekibar, celeret gombel) adalah sejenis kadal terbang yang memiliki keistimewaan luar biasa. Secara ilmiah, spesies ini dikenal sebagai Draco volans Linnaeus, 1758. Cekibar jawa masuk dalam famili Agamidae dan subfamili Draconinae. 

Baca Juga:

Taksonomi dan Nama Lokal

  • Kingdom: Animalia

  • Filum: Chordata

  • Kelas: Reptilia

  • Ordo: Squamata

  • Famili: Agamidae

  • Genus: Draco

  • Spesies: Draco volans

Di Indonesia, cekibar jawa dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti klarap (Jawa), hap-hap (Sunda), cleret gombel atau cincak terbang lokal lainnya. 

Ciri-ciri Fisik

Cekibar memiliki tubuh kecil dengan panjang total (termasuk ekor) sekitar ±20–22 cm. Warna tubuh bagian atas cenderung cokelat, abu-abu, atau warna kayu yang kusam, dengan bercak-bercak yang membantu penyamaran di habitatnya. 

Fitur unik paling mencolok adalah patagium, yaitu “sayap” atau layar dari lipatan kulit yang disangga oleh enam pasang tulang rusuk. Patagium itu digunakan untuk melayang (gliding) dari satu pohon ke pohon lain. 

Selain itu, cekibar jantan dan betina memiliki perbedaan warna pada kantung dagu (dewlap) dan warna tertentu pada leher bagian bawah. Dewlap jantan memiliki warna cerah seperti kuning terang, sedangkan betina lebih ke biru atau abu-abu cerah. 

Habitat dan Sebaran

Cekibar jawa tersebar luas di kepulauan Nusantara bagian barat, termasuk Pulau Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, dan beberapa pulau kecil lainnya. Selain itu, juga ditemukan di kawasan Asia Tenggara seperti Semenanjung Malaya, Thailand, dan Filipina sebagian. 

Habitatnya biasanya adalah hutan hujan primer atau sekunder, kebun, dan area pepohonan di pemukiman. Cekibar lebih suka berada di pohon, terutama pohon yang memiliki ranting dan cabang yang dapat dipanjat serta dilayangkan. Saat angin kencang atau hujan, cekibar lebih memilih merayap dibanding terbang-layang. 

Kebiasaan dan Perilaku

  • Aktivitas: Cekibar bersifat diurnal, artinya aktif pada siang hari. 

  • Terbang / melayang: Saat merasa terancam, atau saat berpindah dari satu pohon ke pohon lain, cekibar melompat dan membuka patagium-nya sehingga dapat melayang udara. Jarak melayang bisa mencapai beberapa meter (sekitar 5–10 m tergantung kondisi). 

  • Makanan: Primernya adalah serangga kecil seperti semut, rayap, dan berbagai serangga arboreal lainnya.

  • Musuh dan strategi bertahan: Musuh alami cekibar antara lain burung, ular, dan kelabang. Untuk bertahan, selain melayang ke pohon lain, cekibar menggunakan penyamaran (warna tubuh menyatu dengan kulit pohon), memendekkan sayapnya agar tidak terlihat, serta menggunakan perilaku mengubah warna tubuh agar lebih gelap atau terang sesuai lingkungan. 

Peran Ekologis

Cekibar jawa memainkan peran yang penting dalam ekosistem:

  1. Pengendali populasi serangga
    Dengan memakan serangga kecil, cekibar membantu menjaga keseimbangan populasi serangga, yang bila terlalu banyak dapat merugikan tanaman dan pohon. 

  2. Indikator kesehatan lingkungan
    Karena cekibar sangat tergantung pada habitat dengan pepohonan dan kondisi hutan atau vegetasi yang baik, keberadaannya dapat menjadi indikator bahwa lingkungan sekitarnya cukup lestari dan kurang terdegradasi. 

  3. Keanekaragaman hayati dan warisan budaya
    Spesies ini menjadi bagian dari kekayaan hayati Indonesia. Nama-nama lokalnya seperti klarap menunjukkan kedekatan masyarakat dengan fauna lokal dan budaya. 

Ancaman dan Upaya Pelestarian

Meskipun cekibar belum diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam secara besar oleh IUCN, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:

  • Kerusakan habitat: Penebangan pohon, pembukaan lahan, urbanisasi dapat mengurangi pepohonan tempat hidupnya.

  • Perubahan iklim: Perubahan cuaca ekstrem, kurangnya pohon sebagai tempat berlindung, dan gangguan lingkungan dapat mempengaruhi distribusi dan perilaku cekibar.

  • Perburuan atau perdagangan ilegal: Meskipun tidak seumum hewan peliharaan lain, beberapa orang mungkin tertarik karena bentuknya yang unik. Namun, memeliharanya membutuhkan lingkungan yang sesuai agar hidupnya tidak stres. 

Upaya pelestarian dapat dilakukan melalui:

  • Perlindungan dan restorasi habitat hutan dan pepohonan.

  • Edukasi masyarakat tentang pentingnya fauna lokal dan keanekaragaman hayati.

  • Penelitian lebih lanjut mengenai populasi, penyebaran, dan perilaku cekibar di berbagai wilayah.

  • Kebijakan konservasi lokal yang mengatur perlindungan spesies dan habitatnya.

Cekibar jawa (Draco volans), yang juga dikenal dengan nama lokal seperti klarap dan celeret gombel, adalah satwa unik dengan kemampuan melayang dari pohon ke pohon. Dengan ciri khas patagium, pola warna tubuh yang menyatu dengan habitat, serta kebiasaan hidupnya yang aktif di siang hari, cekibar memiliki peran ekologis penting sebagai pengendali serangga dan indikator kesehatan hutan.

Melindungi cekibar berarti menjaga kelestarian lingkungan hutan dan pepohonan di sekitarnya. Melalui pemahaman lebih dalam, penelitian, serta dukungan masyarakat dan pemerintah, keberadaan hewan ini dapat terus lestari dan menjadi bagian dari warisan alam Indonesia yang sangat berharga.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Cekibar Jawa, Herbal Alami Penunjang Kesehatan"

Posting Komentar